ASAL-USUL MINUMAN ENERGI RED BULL
BERAWAL DARI THAILAND, RED BULL JADI MINUMAN ENERGI TERKENAL DUNIA
MINUMAN ENERGI TERLARIS DI DUNIA
Red Bull adalah sebuah minuman energi berbuih dan dikemas dalam kaleng ramping. Red Bull diluncurkan di Austria pada tahun 1987. Pada abad 21 ini, minuman ini adalah minuman kafein paling laris didunia dengan terjual lebih dari 3 milyar kaleng dan berada dilebih dari 130 negara, termasuk Indonesia. Lebih hebatnya lagi, minuman berlogo banteng ini telah dan masih menguasai 80% dari minuman energi dunia.
DIBALIK KESUKSESAN RED BULL
Sosok dibalik kesuksesan Red Bull adalah
penemunya. Penemunya adalah seorang jutawan asal Austria yang sering
berjemur matahari dan berkelana diseluruh dunia. Walaupun kaya, dirinya
tidak mau dan sering menghindar dari publikasi media, dirinya adalah
Dietrich Mateschitz. Dietrich Mateschitz adalah mantan penjual sikat
gigi dan eksekutif pemasaran untuk perusahaan multinasional, Unilever. Dietrich Mateschitz (lahir di Sankt Marein im Mürztal, Austria, 20 Mei 1944; umur 68 tahun)

SEJARAH MUNCULNYA RED BULL
Sejarah munculnya minuman berenergi
mendunia ini adalah ketika Dietrich Mateschitz berkarir di Asia,
tepatnya di Thailand. Minuman energi penuh afein dijual murah di seluruh
wilayah itu. Rasanya sering kali tidak karuan. Minuman yang dijual
biasanya mengandung bahan-bahan yang tidak karuan dan sedikit unik.
Minuman-minuman ini di daerah Thailand dikenal sebagai minuman yang
dapat mencegah dan mengobati penyakit macam flu sampe impotensi. Minuman
rakyat berenergi (berkafein) ini dijual dengan harga tinggi dan dikemas
dalam botol-botol kaca atau botol kecil.
Menurut sejarah perusahaan Dietrich
Mateschitz, mendapatkan ide untuk bisnisnya ketika sedang duduk di
Mandarin Hotel di Hong Kong pada tahun 1982, sambil meminum minuman
berenergi yang mengandung kafein. Dietrich Mateschitz mulai menyelidiki
potensi pasar untuk minuman berenergi tersebut. Ide untuk menduplikasi
dan mencari resep minuman bernergi khas Thailand itu jelas masuk akal,
hal tersebut dikarenakan banyak orang di Thailand menjadi kaya raya
ketika menjual minuman berenergi tersebut.
Setelah beberapa kali eksperimen, dirinya
justru tidak menemukan formula yang tepat. Alih-alih terus
bereksperimen akhirnya dirinya menemukan jawaban atas ambisinya, Krating
Daeng, yang dalam bahasa Thailand berarti kerbau merah. Krating Daeng
adalah merk minuman berenergi asal Thailand yang cukup terkenal. Krating
Daeng adalah salah satu minuman berenergi/berkafein di Thailand yang
tidak berbuih, mengandung taurin sintetik (sejenis asam amino), kafein,
gula, dan glukuronolakton, sejenis zat yang diklaim mampu memberi
stamina, kewaspadaan, dan daya tahan fisik. Sebelum di lisensi dan
dipasarkan ke Eropa dengan nama Red Bull, Krating Daeng diciptakan oleh
perusahaan Thailand TC Pharmaceutical Company milik Chaleo Yoovidhya
pada tahun 1978.
LISENSI KRATING DAENG MENJADI RED BULL
Pada tahun 1983, Yoovidhya dan Dietrich
Mateschitz bertemu di Bangkok dan bersepakat membuat sebuah lisensi
untuk Dietrich Mateschitz untuk memproduksi dan menjual minuman itu di
Austria. Yoovidhya dan Dietrich Mateschitz masing-masing berbagi saham
sebesar 49% dan putra dari Yoovidhya memiliki saham sisa
INVASI RED BULL
Hungaria adalah negara pertama diluar
Austria yang menjadi pasar Red Bull. Red Bul memasuki pasar AS pada
tahun 2001 dan mulai merambah ke Asia.
PEMASARAN CEMERLANG RED BULL
Salah satu strategi keberhasilan
kegeniusan Dietrich Mateschitz adalah caranya mempromosikan Red Bull ke
pasaran. Dia membangun reputanso Red Bull jauh dari mainstream. Red Bull
dipasarkan jauh dari kehidupan sehari hari. Red Bull di pasarkan ke
olah raga ekstrim, ke bar-bar yang paling kondang, ke pseawat-pesawat
wisata dan tim-tim aerobik, dan kesegala jenis balapan mobil. Red Bull
telah mensponsori sampai lebih dari 300 atlet olahraga ekstrim, sebuah
tim balap F-1. Kampanye pemasarannya pun tidak main-main, 80 juta dolar
AS untuk mensponsori olah raga ekstrim.
Merk Red Bull berbicara tentang hal-hal
mistis tentang khasiat-khasiat minuman ini. Perusahaan merancang taktik
seperti merekrut tim yang terdiri dari mahasiswa keren untuk bertindak
sebagai agen bagi Red Bull. Para mahasiswa ini diberi mobil khusus yang
didisain untuk pemasaran Red Bull. Para mahasiswa itu memasarkan Red
Bull ke acara dan pesta-pesta sekolah dan mahasiswa, menempataknya
menjadi minuman elit di tempat elit.
Red Bull juga mendapatkan dukungan dari
para pesohor seperti Madonna, Britney Spears, dan Demi Moore yang
dipotret para paparazzi sedanga menyeruput sekaleng Red Bull di sore
hari sebagian dari kegiatan sehari-hari mereka. Dengan cara-cara ini,
Red Bull telah diasosiasikan dengan minuman untuk kehidupan yang tidak
biasa, dan menjadi gaya hidup papan atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar